The @PakFrans Story : Kalau Kalah Pinter dan Kalah Kaya, Kita Harus Menang Rajin 3

Values pak frans dalam berbisnis seperti apa?

“Pay attention to detail”. Maksudnya kita benar-benar harus bekerja dengan penuh perhatian, dan memperhatikan sampai hal-hal terkecil. Itu penting sekali. Karena yang menggagalkan pesawat challenger bisa meledak dan terbakar itu bukan 1000 professor yang ada di NASA, tapi karena 1 operator yang memasang kabel tidak terlalu kencang, sehingga menyebabkan gesekan api, dan terbakarlah semua. Tim yang paling kuat bukan diukur dari berapa banyak orang yang pinternya, tapi seberapa bodoh orang yang paling bodohnya. Dan itu terjadi. Begitu kita export misalnya, ada lubang angin di konteiner lupa disolatip. Begitu kita nasibnya kurang bagus, taunya konteiner kita ada di atas, ada di deck dan 21 hari kena hujan angin, 1 konteiner bisa rusak semua. Solatipnya itu paling harganya hanya Rp 5000, tapi kita ruginya bisa sampai ratusan juta. Jadi itulah, mengapa “pay attention to detail” begitu penting. Hal-hal kecil harus benar-benar diperhatikan. Karena yang menjatuhkan kita itu terkadang bukan batu yang sebesar gunung, tapi hanya karena kerikil yang kecil saja, kita juga bisa jatuh.

Usaha bukan hanya masalah modal, modal, dan modal saja. Biasanya orang-orang yang selalu dibahas itu hanya uang saja. Padahal kalau saya bilang, itu faktor nomer 7. Kita bisa lihat banyak trik-triknya. Memang tidak semua orang bisa. Banyak orang yang ingin kaya, ingin sukses, dan segala macem. Tapi untuk membayar kesuksesan ini, mereka pada tidak mau banyak-banyak. Mimpinya berani tinggi-tinggi, tapi begitu menghadapi kesulitan sedikit saja, sudah menyerah.

Ketika masih di Internet Bisnis saat itu, penipuan-penipuan seperti apa saja yang ada?

Sebenarnya ini masalah proses belajar. Kalau saya prinsipnya “mengerti, teliti, hati-hati”. Simple. Itu seperti yang dibilang oleh Mbah saya. Ternyata sampai jaman sekarang, padahal sudah berapa puluh tahun yang lalu, masih update saja jurus itu. Jadi sebelum saya masuk satu usaha, saya harus mengerti dulu bisnis itu. Kita harus mempelajarinya terlebih dahulu. Jangan langsung “hajar bleh”. Kalau kita tidak mengerti, cari orang yang mengerti. Proses belajarnya tidak perlu belajar dari alam. Karena belajar dari alam itu biayanya mahal, bisa ketipu atau kena scheme segala macem, seperti itu kan bahaya. Jadi kalau memang tidak mengerti, lebih baik cari orang yang mengerti. Seperti misalnya kita tidak mengerti dunia IT, carilah orang IT yang memang paham, jangan yang asal-asalan. Jangan yang ngakunya pakar, tapi kenyataannya tidak jelas. Banyak sekali yang seperti itu. Orang-orang Indonesia sekarang banyak yang seperti itu, baru mengerti sedikit saja sudah langsung merasa dirinya jagoan, bikin usaha sendiri. Terlalu cepat bertindak mereka itu. Padahal semuanya perlu proses, ada prosesnya, ada bagian-bagian yang kita tidak tahu. Ada seorang programmer, yang kerjanya membuat program, lalu dia cloning websitenya orang lain, dan membuat bisnis yang persis sama. Tapi tidak ada satupun bisnisnya yang jalan.

Umum sekali itu, dia baru mengerti teorinya sedikit, tapi sudah langsung action. Padahal yang namanya mentoring itu perlu sekali. Yang sering tidak dilalui itu proses mentoring. Contohnya saja “satu tambah satu” itu sebenarnya hal yang gampang sekali. Tapi kalau kita tidak pernah belajar matematika, pertanyaan semudah itu tidak akan bisa kita jawab. Bisnis juga sama. Makanya kenapa di pabrik saya sendiri yang di Jepara, hampir semua manajer utamanya itu dari perusahaan asing. Karena mentalitasnya biasanya lebih berbeda. Mereka sudah punya standar etos kerja, manajemen, dan sebagainya, itu sudah tidak perlu diajarkan lagi. Jadi kita tidak perlu melalui proses gagal.

startupbisnis.com

Comments are closed.