The @PakFrans Story : Kalau Kalah Pinter dan Kalah Kaya, Kita Harus Menang Rajin 2

pak frans pakar seo pakar internet marketing

pak frans pakar seo pakar internet marketing


Pak Frans punya pabrik sendiri untuk production?

Untuk yang rotan tidak punya, tapi untuk yang kayu kita punya. Jadi yang rotan itu kita murni trading. Tadinya kita punya factory. Factory-nya masih ada 7000 meter, lokasinya di Cirebon. Tapi sekarang kita putuskan untuk tidak lagi fokus disitu. Rotan profitnya terlalu tipis, tidak menarik lagi.

Di google, keyword-keyword apa yang ditargetkan Pak Frans?

Keyword yang mengandung sales conversion. Tidak perlu keyword utama yang tidak ada sales conversionnya, itu tidak penting. Kebanyakan pakai long tail. Sekarang orang-orang kalau search itu tidak hanya satu atau dua kata saja, tapi bisa sampai tiga atau empat kata. Jadi kita main di long tail. Seperti misalnya “buy furniture wood”, yang arahnya sudah jelas. Jadi harus spesifik sekali arahnya, karena itu akan jauh lebih mudah ditemukan, dibandingkan kalau kita hanya main di satu atau dua kata. Sangat-sangat sederhana sebenarnya. Kita cukup main di long tail, pertempuran di long tail itu lebih asik, karena lebih mudah dimenangkan. Memang kedengarannya tidak “gagah”, tapi tidak masalah, tidak ada hubungannya dengan gagah atau tidak gagah. Karena sekarang orang-orang lebih sering mencari dengan kata yang makin aneh-aneh. Tidak seperti dulu lagi, sekarang itu orang lebih suka mencari yang aneh-aneh, agar lebih spesifik. Bahkan sekarang orang-orang juga mencari yang pakai image.

Sebenarnya, asal kita mau menggali terus, research-nya kita jalankan terus, kita pelajari behavior orang-orang seperti apa. Karena kita mencari makan di belantara dunia konglomerasi, Indonesia kan konglomerasinya banyak sekali. Bagaimana kita bisa hidup di antara raksasa-raksasa atau pohon-pohon besar ini, bagaimana kita bisa tetap tumbuh. Walaupun susah sebenarnya, ternyata tetap masih banyak yang bisa tumbuh. Sekarang ekonomi sudah jauh lebih baik. Banyak orang kelas menengah yang baru. Dan market juga tidak harus melulu ke negara-negara yang itu-itu saja, karena market juga sudah menyebar. Negara-negara di Afrika pun sekarang bisa membeli produk Indonesia. Yang dulu kita anggap orang Afrika itu scheme semua, ternyata ada juga orang Afrika yang benar-benar membeli. Mungkin juga negara-negara di Eropa Timur, biasanya kita hanya tahu Uzbekistan saja, ternyata Eropa Timur itu banyak. Bahkan negara-negara Asia pun bisa membeli produk kita juga. Export kita ke Taiwan meningkat, dan export kita ke negara-negara di Afrika juga meningkat. Yang tadinya nearly zero, hampir tidak ada sama sekali yang kita export ke negara-negara tersebut, karena bisa dibilang tidak ada yang “melirik”. Tapi ternyata setelah di follow up jadi juga. Sekarang kita sudah export ke banyak negara, mungkin sekitar 60 negara. Kita tidak pernah membatasi diri mau export kemana. Tinggal pilih-pilih saja mana yang baik dan yang tidak baik.

Keyword apa yang memiliki sales convertion tinggi?

Ada kata-kata kunci yang menjual, biasanya kalau orang Indonesia “jual, beli, murah, grosir, diskon, cepat”. Kata-kata seperti itu yang harus diperhatikan, bahwa itu mengandung konversi semua. Jadi kadang-kadang kita tidak perhatikan, hanya fokus pada barangnya. Padahal ketika kita mengetik “Toshiba”, itu belum tentu dia mau laptop Toshiba, bisa jadi dia mau beli mesin cuci Toshiba. Begitu ada orang yang mengetik “laptop Toshiba”, belum tentu juga dia mau beli laptop Toshiba, bisa jadi dia hanya mau lihat-lihat saja, atau drivernya hilang dan mau cari gantinya. Tapi kalau dia mengetik “jual laptop Toshiba murah tipe sekian”, itu sudah spesifik sekali. Itu sudah pasti dia mau beli. Ada juga google keyword tools yang bisa digunakan untuk menemukan keyword-keyword yang tepat.

Bisnis internet bukan hanya SEO saja !

Yang dari internet berapa persen penghasilannya?

Hampir semua dari internet. Yang membedakan hanya satu. Saya punya teman juga yang kerjanya sejenis di internet, secara kenyataan dia lebih bagus webnya daripada saya, posisinya lebih tinggi, dan backlinknya lebih banyak. Tapi sampai sekarang, pabriknya sepi-sepi saja. Kenapa bisa begitu? Karena ini adalah masalah bagaimana mengkonversikan “from contact to contract”, ini juga penting. Sebuah contact bisa menjadi contract, ini suatu proses tersendiri lagi. Ini bukan ilmu SEO, ini sudah di luar kapasitas dunia SEO. Ini adalah ilmu tersendiri. Karena cara pendekatan di dunia maya (internet) agar orang bisa closing, sangat berbeda dengan cara kita dagang di dunia nyata. Dan banyak sekali orang IT yang tidak sukses, tidak berhasil di dalam bisnisnya. Lihat teorinya bisa, tapi ternyata ketika praktek tidak bisa, banyak sekali yang seperti itu.

Ada guru bahasa inggris yang menjadi marketing, bahasa inggrisnya pasti jago, dan harusnya lebih bisa berkomunikasi dengan orang luar, tapi kenyataannya dia tidak berhasil menjual. Itu terbukti. Artinya apa? Ada “sesuatu”, dan sesuatu ini yang perlu digali. Terkadang manusia hanya melihat kulit luarnya saja, dengan berpikir “oh si itu saja bisa, saya juga bisa”. Kita itu kadang suka menyederhanakan banyak hal. Seperti misalnya menyetir mobil. Kita belum bisa nyetir mobil, tapi sok mau nyetir hanya karena kita melihat orang nyetir itu gampang, padahal dia sudah belajar dulu sebelumnya. Kita yang hanya melihat, tanpa belajar dulu, langsung mencoba nyetir mobil, ya langsung nabrak. Karena ternyata ada teknik-tekniknya yang perlu kita pelajari terlebih dahulu.

Contohnya gimana bisa mengubah “dari contact menjadi contract”?

Jaman dulu, kalau orang mengirim email, dan besoknya baru dibalas, itu tidak apa-apa. Tapi kalau jaman sekarang, kurang dari 12 jam email tersebut tidak dibalas, sudah jadi “barang basi”. Saya akan marah kalau ada karyawan marketing yang belum balas email itu dalam 12 jam. Karena jamannya sudah lain. Kalau dulu, 3 hari belum dibalas juga tidak apa-apa, orang masih nyambung. Sekarang era informasi, dimana informasi itu deras dan cepat sekali masuknya. Bahkan begitu besoknya kita belum balas, terus kita telepon, dia akan tanya, “apa saya pernah kirim email ke kamu?”. Karena sudah terlalu banyak email yang dikirim, dia sudah tidak tahu lagi. Jaman sekarang juga, ketika kita browsing pun, window-nya sudah berjejer tak karuan. Itu salah satu hal simple. Jadi jamannya sudah beda, dunia sudah berubah. Kalau kita tidak mau berubah, tidak akan jadi.

startupbisnis.com

2 thoughts on “The @PakFrans Story : Kalau Kalah Pinter dan Kalah Kaya, Kita Harus Menang Rajin 2

  1. hmm…. sebuah masukan yang luar biasa. terima kasih Pak Frans, sukses selalu…

  2. bener pak frans. masukan yang berharga. thankyou